Menurut
pengalaman saya ke tempat wisata Bukit Kasih, desa Kanonang. Manado
Bukit Kasih yang terletak tepatnya di desa
Kanonang ini selain terkenal karena ada sebuah sejarahnya dan juga sebagai
suatu symbol hidup rukun warga disana bahwa semua agama harus hidup damai
dengan penuh cinta kasih. Saya dan keluarga sudah ke Bukit Kasih dua kali
karena letaknya dekat dengan kampung saya yaitu desa leilem, perjalanan dari
kampung saya menggunakan kendaraan pribadi sekitar 30menit tiba di Bukit Kasih.
Dibagian bawah sebelum menaiki bukit terdapat Tugu besar yang terdapat gambar
tulisan symbol dari 5 agama di Indonesia. Dua kali pula saya dan keluarga
menaiki sekitar 2000 tangga yang tersedia disisi kanan dan disisi kiri (anggap
saja kita seperti menaiki tembok China khasnya Manado) hingga sampai ke puncak
bukit Kasih ini, tetapi rasa lelah dalam perjalanan terbayar lunas dengan
pemandangan yang begitu indah dan suasana yang penuh ketenangan walaupun selama
di Bukit Kasih kita harus merasakan bau belerang yang sangat menyengat karena
belerang pada bukit ini masih aktif sehingga udara yang begitu dingin menjadi hangat
karena adanya belerang. Dibagian tengah bawah bukit terdapat belerang yang bisa
digunakan untuk merendam kaki, pijat refleksi dan juga digunakan oleh pedagang
untuk menjual jagung rebus dan telur rebus. Dipuncak gunung terdapat 5 tempat
ibadah agama Kristen protestan, katolik, islam, hindu dan budha yang saling
bersebelahan yang menandakan semua agama harus saling menghargai dan
menghormati satu sama lain. Tempat ibadah yang tersedia digunakan untuk
beribadah setiap pengunjung sesuai dengan agama yang dianut. Dibeberapa sudut
kita akan melihat patung salib yang besar yang begitu indah, dan kita akan
lihat ada wajah Toar dan limumuut pada sebuah batu besar. Sudah dua kali saya
ke Bukit Kasih selalu ada kabut ketika menaiki tangga tetapi tidak menghalangi
perjalanan kami untuk menikmati sejuknya Bukit Kasih. Di Bukit Kasih terdapat
para penjual yang menyediakan pisang goreng serta dabu dabu khas manado yang
membuat kita rasanya betah lama-lama di Bukit Kasih dan gak mau pulang, banyak
juga para penjual yang menjual souvenir dan oleh-oleh lainnya. Tarif masuk
Bukit Kasih masih terjangkau, terakhir saya pergi ke Bukit Kasih saat saya
masih kelas 1SMP jadi tarif masuk saat itu masih sangat murah mungkin sekarang
sudah naik tetapi uang yang dikeluarkan tidak akan mengecewakan ketika sudah
masuk kedalam Bukit Kasih. Tidak akan menyesal datang ke Bukit Kasih selain
merasakan nikmatnya pemandangannya dan membuat hati menjadi lebih bersukacita
tetapi juga mengajarkan kita sebagai pengunjung untuk hidup rukun saling
menghargai satu sama lain dan penuh cinta kasih.
Perjalanan tempat wisata Bukit Kasih menurut
blog http://kiechan.blogspot.co.id/2014/01/manado-trip-day-1-danau-linuw-bukit.html
Bukit
kasih ini ada di daerah yang namanya Kanonang ,jadi kalau cari arah yah
kanonang itu atau tanya2 ,karena ga ada tanda2nya [again] ke lokasi wisata ini
. Aga heran juga sih . Menuju lokasi wisata bukit kasih ini lumayan jauh menuju
ke atasnya yah 45 menit 1 jam-an keatas ,dari jalan utama manado-tomohon yah .
Tapi ga akan bosan karena pemandangannya yang hijau jalan berkelok2 banyak sapi
lagi makan,kuda2,dikanan kiri , pohon2 pinus ...dan dari jauh di bukit depan
keliatan ada salib besar kaya tengah2 gunung . Di bukit kasih ini ada tempat
ibadah 5 agama di indonesia yang letaknya di puncak ..di atas bukit ,
ngeliatnya udah mmm sapa yang mau jalan dan trekking kesana? ^^ bukit ini
sebagai simbol kerukunan antar agama . Sampai disana kita akan melihat 1 menara
monumen besar yang terdapat gambar dan tulisan dari 5 agama.
bukitnya dilihat dari jaauhhh ..tapi tertutup
asap belerang ... sepertinya bukit ini mengandung belerang/uang panas yang
cukup tinggi ,di sekitar situ juga banyak perendaman kaki air panas .
aga lebih dekat lagi ........
silahkan yang mau naik tangga dibawah ini
menuju ke atas bukit itu ...
aga sulit untuk mencapture simbol2 agama yang
ada di bukit karena tertutup asap belerang ,tapi ada 1 yang menarik
perhatian yaitu ada ukiran muka seseorang di bukit mm muka sapakah? baca2
katanya itu gambar muka "leluhur" suku minahasa dahulu kala .
Konon, dulunya tempat wisata ini dinamakan Bukit kasih karena dua alasan. Di bukit ini pernah ada sebuah legenda tentang cinta terlarang sepasang Ibu dan Anak yang kemudian menikah. Tak heran jika di tempat ini terdapat salah satu sisi bukit menampakkan rupa wajah Toar (sang anak) dan Limumuut (sang Ibu) yang diyakini masyarakat setempat sebagai nenek moyang mereka. [from OkeZone]
Konon, dulunya tempat wisata ini dinamakan Bukit kasih karena dua alasan. Di bukit ini pernah ada sebuah legenda tentang cinta terlarang sepasang Ibu dan Anak yang kemudian menikah. Tak heran jika di tempat ini terdapat salah satu sisi bukit menampakkan rupa wajah Toar (sang anak) dan Limumuut (sang Ibu) yang diyakini masyarakat setempat sebagai nenek moyang mereka. [from OkeZone]
ada beberapa rumah2 kayu yang ramai ,kirain
rumah makan ternyata orang2 yang merendam kakinya disana ..
karena cuaca di bukit kasih da mendung2 gelap
padahal kalau melihat lagi di sana kota manadonya malah terang ,da cukup sore
pun waktu itu sekitar jam 4an ..jadi kita memutuskan untuk turun saja dan cari
makan , sepanjang jalan ke atas ke tomohon sering melihat rumah2 makan di
pinggiran jalan berkelok cukup ramai jadi penasaran buat mencoba , berhubung
sudah lapar sekali juga . Kita berhenti di restorant yang namanya "restorant
pemandangan" --> karena letaknya kaya di ujung kelokan diatas bukit
yang kalau melihat ke jendela keliatan pemandangan "wow " ini hehe
.....Teluk Manado keliatan jelas ...
Sedangkan perjalanan Tempat wisata Bukit
Kasih menurut blog https://cicitcuit.wordpress.com/2010/09/18/bukit-kasih-kanonang/
Sekali lagi kami berhasil nyuri2 waktu buat
plesir. Kali ini malah lebih nekat. Kami pergi di hari H konser hahahaha.
Karena nggak pengen tll capek pas malam konser ntar, kami cari tempat yg dekat
plus berangkat rada pagian. Tadinya mau
ke Danau Linoe. Sampai sana jam 8 kurang. Eh, ternyata belom buka. Akhirnya
kita mutusin untuk ke Bukit Kasih Kanonang. Sekitar 45 menit perjalanan naik
bis.. kalo nggak macet hehehe.
Bukit ini dinamakan Bukit Kasih karena 2
alasan. Pertama, karena ada legenda tentang bukit ini. Legendanya sih mirip2
legenda sangkuriang dengan dayang Sumbi. Jadi sepasang ibu-anak, Toar dan
Limunut, yg saling jatuh cinta. Bedanya, kalo lengenda Sangkuriang mereka nggak
nikah, yg ini nikah dan menjadi nenek moyang suku Minahasa. Dari kejauhan
patung wajah si anak sudah terlihat menempel di sisi bukit. Sementara wajah
sang ibu baru bisa terlihat setelah menuruni bukit.
Alasan kedua adalah bukit ini adalah tanda
perdamaian antar agama. Di sini terdapat semua tempat ibadah masing2 agama yg
masih beroperasi, mencerminkan bahwa tidak masalah bagaimana caranya namun yg
terpenting adalah Tuhan yg layak dipuji dan disembah. Di depan bukit juga
dibangun sebuah tugu 5 sisi, setiap sisinya melambangkan satu agama.
Biaya masuk untuk grup sekitar 50K IDR, plus
biaya parkir bis 5K IDR. Ada 2 rute untuk menikmati bukit kasih. Ada rute
manusiawi dan tidak manusiawi hehehe… bukan, kok. Ada rute pendek yg hanya
melihat 5 tempat ibadah, ada jg rute puaaannjaaang yg sampai ke salib di puncak
bukit. Kabarnya kita harus menaiki 2000 tangga untuk mencapai sana. Kabarnya
lagi, siapa yg bisa mencapai salib itu maka permohonannya akan dikabulkan.
Benernya pengen juga ke sana, tapi kata
tour-guide (bocah2 kecil yg tiba2 aja ngerubungi kita) untuk mencapai salib
dibutuhkan 2 jam lebih. Kyaa… lha wong kita cuma punya waktu max. 2 jam :( Mau
nggak mau kita milih yg jalur pendek. Oya, di dekat pos masuk ada target foto
yg menarik. Burung2 gereja lagi nongkrong di kabel listri/telpon. Lucu banget,
deh. Cepet2 aja kita ngeluarin kamera dan jepret2
Sambil menaiki anak tangga yg sangat landai
(congkak.com) kami melihat di kejauhan tampak patung2 nenek moyang Minahasa,
Toar dan Limunut, yg full body. Selain itu ada juga patung Pingkan dan Matindas
yg merupakan contoh cinta sejati bagi kaum Minahasa.
Akhirnya kami sampai di pertigaan yg membelah
rute. Karena ambil rute pendek, maka kami belok kanan. OMG, ternyata untung
banget kita nggak nekat ke salib. Jalur pendek aja udah lumayan memperpendek
nafas! Padahal kata si guide tangga2 ke salib jauh lebih curam. Tapi berhubung
kami lumayan terlatih dengan trip ala pencinta alam ini (sampai2 salah satu
dari kami ada yg nyeletuk, “Ini paduan suara ato grup pecinta alam ya? tiap
liburan kok mesti naik gunung?” hihihi), kami sangat menikmati bukit kasih.
Apalagi kalo nggak karena banyak spot foto selama perjalanan hehehe.
Bukit Kanonang adalah penghasil belerang yg
masih aktif. Nggak heran kalau selama perjalanan tercium bau belerang. Bahkan
kami melewati satu diding bukit yg mengeluarkan asap belerang. Kamera tidak
boleh dibuka di sana. Well, boleh sih kalau memang kepengen lensanya rusak kena
asap belerang :)
Akhirnya sampai juga ke tempat ibadah2 itu.
Sebenarnya perjalanannya singkat, kok.. tapi karena kami memang doyan banget
foto, maka waktu yg dibutuhkan untuk sampai ke sana nyasir 2x lipat. Di sana
terdapat gereja katolik mungil, lengkap dengan gua Maria mungilnya. Selain itu
ada pura, gereja kristen, vihara, dan masjid. Semuanya mungil, tapi berfungsi.
Pemandangannya jangan ditanya, deh.
A-M-A-Z-I-N-G!! Sembari menikmati pemandangan yg luar biasa indah itu, tanpa
sadar mulut kami bernyanyi Betapa Mulia Nama Tuhan. Sampai ada yg pake acara
nangis segala :D
Puas mengagumi Kebesaran Tuhan, kami pun
(dengan agak menyesal) turun. Ternyata rute turun ini adalah rute jalan salib,
dan rutenya rada2 sadis sih. Tinggi per anak tangga sekitar 40 cm-an. Kebayang
kalo tadi naiknya dari situ @_@
Di bawah banyak orang berjualan sovenir. Yang
cukup unik adalah yg nyediain servis pijat pake air belerang. Beberapa teman
nyoba, katanya sih enak. Tapi manfaatnya nggak kerasa :P Ada jg yg jual jagung
dan telur rebus. Rebusnya di air belerang itu. Setelah istirahat dan beli2,
kami pun naik bis dan pulang. Kalo ada kesempatan ke sini, aku pengen nyoba
sampe ke salib aaah… Oya, topi cantik temen2ku dibeli di sana. Harganya 25-30 K
IDR. Punyaku ?? Gratis donk… hasil minjem temen hahahaha :P
Wah bagus banget bukit kasih
BalasHapussemoga pariwisata Indonesia makin maju